Senin, 27 Juni 2011

Tugas Akhir ( TA ) BAB I PROSES PEMBIAYAAN PADA BMT IQTISADUNA


BAB I

PENDAHULUAN
1.1  LATAR BELAKANG
Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat memiliki kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi baik kebutuhan primer, sekunder maupun tersier. Ada kalanya masyarakat tidak memiliki cukup dana untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Oleh karenanya, dalam perkembangan perekonomian masyarakat yang semakin meningkat muncullah jasa pembiayaan yang ditawarkan oleh lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan non bank.
Lembaga perbankan merupakan salah satu aspek yang diatur dalam syariah Islam, yakni bagian muamalah sebagai bagian yang mengatur hubungan sesama manusia. Pengaturan lembaga perbankan dalam syariah Islam dilandaskan pada kaidah dalam ushul fiqih yang menyatakan bahwa“ maa laa yatimm al-wajib illa bihi fa huwa wajib “, yakni sesuatu yang harus ada untuk menyempurnakan yang wajib, maka ia wajibkan. Mencari nafkah ( yakni melakukan kegiatan ekonomi ) adalah wajib diadakan. Oleh karena pada zaman modern ini kegiatan perekonomian tidak akan sempurna tanpa adanya lembaga perbankan, maka lembaga perbankan ini pun menjadi wajib untuk diadakan.


Lembaga pembiayaan merupakan salah satu fungsi bank, selain fungsi menghimpun dana dari masyarakat. Fungsi inilah yang lazim disebut sebagai Intermediasi keuangan ( financial intermediary function ). Hal ini diatur dalam pasal 1 ayat
(1) UU No.7 Tahun 1992 tentang Perbankan.
Pembiayaan dikucurkan melalui dua jenis bank, yaitu Bank Konvensional maupun Bank Syariah. Sistem bunga yang diterapkan dalam perbankan konvensional telah mengganggu hati nurani umat Islam di dunia tanpa kecuali umat Islam di Indonesia. Bunga uang dalam fiqih dikategorikan sebagai riba yang demikian merupakan sesuatu yang dilarang oleh syariah ( haram  ). Alasan mendasar inilah yang melatar belakangi lahirnya lembaga keuangan bebas bunga, salah satunya adalah Bank Syariah.
Perbedaan signifikan pembiayaan antara Bank Konvensional dengan Bank Syariah menurut      M. Syafii Antonio adalah sebagai berikut : 







Bank Syariah
Bank Konvensional
1. Melakukan investasi-investasi yang halal saja
1. Investasi yang halal dan haram
2. Berdasarkan prinsip bagi hasil, jual beli atau sewa
2. Memakai perangkat bunga
3. Profit dan falah oriented
3. Profit oriented
4. Hubungan dengan nasabah dalam
bentuk hubungan kemitraan
4. Hubungan dengan nasabah dalam bentuk hubungan kreditur-debitur
5. Penghimpunan dan penyaluran dana harus sesuai dengan fatma Dewan Pengawas  Syariah
5. Tidak terdapat dewan sejenis

Dalam operasionalnya, BMT IQTISADUNA memberi jasa-jasa dalam bentuk yang terbagi menjadi 2 metode :
  1. Pembiayaan Murobahah
Akad jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan / harga beli dengan keuntungan ( margin ) yang disepakati oleh penjual dan pembeli dikarenakan sifatnya yang komsumtif. Pembiayaan Murobahah meliputi :
1)      Pembiayaan untuk renovasi rumah
2)      Pembiayaan untuk modal usaha
3)      Pembiayaan untuk membeli tanah, rumah, motor, mobil,alat rumah tangga
4)      Pembiayaan untuk membeli hewan ternak
  1. Pembiayaan Ijarah
Pembiayaan Ijarah adalah Jenis akad untuk menjual menfaat dengan jalan penggantian. Manfaat adalah kegunaan barang dan selama digunakan barang tersebut tidak mengalami perunbahan atau musnah. Pembiayaan Ijarah meliputi :
1)      Pembiayaan untuk kesehatan
2)      Pembiayaan untuk pendidikan
3)      Pembiayaan untuk persalinan
4)      Pembiayaan untuk sewa rumah, sewa mobil.
  1. Pembiayaan Hawalah
Perjanjian perpindahan piutang nasabah kepada BMT dari pihak lain. Nasabah meminta BMT membayarkan terlebih dahulu piutangnya ke pihak lain. Setelah piutang tersebut jatuh tempo, nasbah akan membayar kepada BMT, dan BMT mendapatkan upah dari pemindahan itu.
  1. Pembiayaan secara Qordun Hasan
Pembiayaan secara Qordun Hasan adalah pembiayaan yang dikeluarkan oleh pihak BMT yang digunakan untuk keperluan yang sangat genting dalam hal ini pembiayaan untuk nasabah yang mengalami bencana alam misal : gempa bumi atau erupsi merapi. Dalam hal ini BMT tidak membeikan margin bagi hasil pada nasabah. Nasabah hanya membayar pokoknya saja.
  1. Musyarakah
Kerjasama yang dilakukan dua atau lebih Badan atau orang untuk mengikat diri dalam perserikatan modal dan keuntungan. Nisbah bagi hasil kompetitif dan disepakati dua pihak.
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk mengambil judul didalam Tugas Akhir ini adalah “ PROSES PEMBIAYAAN PADA BMT IQTISADUNA “.
1.2  PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang sudah penulis jabarkan, maka pokok masalah yang akan diungkapkan adalah :
  1. Bagaimana syarat untuk mengajukan pembiayaan dari MURABAHAH dan IJARAH ?
  2. Prodak apa saja yang disajikan BMT IQTISADUNA secara keseluruhan ?
  3. Bagaimana bentuk proses akad MURABAHAH ?
1.3  BATASAN MASALAH
Dalam penulisan laporan ini pembatasan masalah yang akan penulis bahas adalah proses pembiayaan pada akad MURABAHAH dan IJARAH.


1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukan penelitian ini adalah :
  1. Untuk mengetahui segala persyaratan untuk mengajukan pembiayaan dari MURABAHAH dan IJARAH.
  2. Untuk mengetahui segala prodak yang disajikan BMT IQTISADUNA.
  3. Untuk mengetahui bagaimana proses pada akad MURABAHAH.
1.5  Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian tersebut diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain :
  1. Bagi penulis, selain sebagai bahan masukan juga merupakan pengalaman
  2. Yang dapat menambah pengetahuan penulis khususnya mengenai dunia perbankan.
  3. Bagi perusahaan, dapat menjadi salah satu sumbangan pemikiran dan informasi dalam pengambilan keputusan perusahaan.
  4. Bagi pihak lain, dapat memberikan informasi sekaligus menjadi referensi dalam penelitian selanjutnya.


1.6  Bidang Magang
Bidang yang akan diteliti pada proses kegiatan magang :
  1. Bagian Teller
Bagian ini bertanggungjawab untuk menerima segala transaksi di BMT IQTISADUNA yaitu penyetoran tabungan, penarikan tabungan, penerimaan pengajuan pembiayaan, pembayaran ansuran pembiayaan, dan pembayaran SPP mahasiswa D III Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia yang bekerjasama dengan Bagian Keuangan D III Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia.
  1. Bagian Customer Service
Bagian ini bertanggungjawab menerima keluhan atau konsultasi untuk segala permasalahan didalam produk yang disajikan oleh BMT IQTISADUNA.
1.7  Lokasi Magang
§  Nama Perusahaan         : BMT IQTISADUNA
§  Alamat                         : Jalan Ring Road Utara, Condongcatur, Yogyakarta.





1.8  Sistematika Penulisan
Untuk lebih mengarah penelitian, Penulis dibagi menjadi 4 bab sebagai berikut:
BAB : I  PENDAHULUAN
     Merupakan pengantar permasalahan yang berisi tentang gambaran singkat mengenai isi laporan penelitian yang terdiri dari Dasar pemikiran, Tujuan Magang, Target Magang, Bidang Magang, Lokasi Magang, dan Sistematika penulisan.

BAB : II  LANDASAN TEORI
     Merupakan bab yang di dalamnya berisi tentang dasar-dasar teori yang melandasi permasalahan, khususnya yang berhubungan dengan masalah yang dibahas.
BAB : III  PEMBAHASAN
Bab ini terdiri data umum dan data khusus. Data umum menjelaskan gambaran umum tempat magang terkait dengan bidang magang. Data khusus mendeskripsikan data hasil temuan di lapangan yang sesuai dengan topik yang diangkat.
BAB : IV  KESIMPULAN
     Merupakan bagian penutup dari penulisan Laporan Tugas Akhir yang berisikan kesimpulan yang di ambil oleh penyusunan dari data-data yang diperoleh baik dari lembaga keuangan syari’ah ( perusahaan yang bersangkutan ) maupun dari bacaan-bacaan yang berkaitan dengan tugas akhir. Bagian ini juga memuat saran dari penyusun demi perkembangan dan kemajuan lembaga keuangan syari’ah BMT IQTISADUNA. 

Senin, 20 Juni 2011

Tugas Akuntansi Syariah ( Perkembangan Akuntansi Syariah di Indonesia )


BAB I

PENDAHULUAN
1.1.PENGERTIAN dan SEJARAH AKUNTANSI SYARIAH
A.    Pengertian
Ada beberapa definisi akuntansi yang dikemukakan oleh beberapa tokoh akuntansi. Beberapa diantaranya adalah :
“Akuntansi adalah seni dalam menganalisa, mencatat, menggolongkan / mengklasifikasikan, mengikhtisarkan, menafsirkan dan mengkomunikasikan dengan cara tertentu dan dalam ukuran moneter, transaksi, dan kejadian-kejadian ekonomi dari suatu entitas hukum sosial.”
“Akuntansi merupakan proses mengidentifikasikan, mengukur, dan menyampaikan informasi ekonomi sebagai bahan informasi dalam hal mempertimbangkan berbagai alternatif dalam mengambil kesimpulan bagi pemakainya.”
“Akuntasi adalah bahasa bisnis yang memberikan informasi tentang kondisi ekonomi suatu perusahaan / organisasi dan hasil usaha / aktifitasnya pada suatu waktu atau periode tertentu, sebagai pertanggung jawaban manajemen serta pengambilan keputusan.”
Sedang menurut literatur Islam akuntansi (muhasabah) didefinisikan “suatu aktifitas yang teratur berkaitan dengan pencatatan transaksi-transaksi, tindakan-tindakan, keputusan-keputusan yang sesuai dengan syariat, dan jumlah-jumlahnya, di dalam catatan-catatan yang representatif, serta berkaitan dengan pengukuran hasil-hasil keuangan yang berimplikasi pada transaksi-transaksi, tindakan-tindakan, dan keputusan-keputusan tersebut membantu pengambilan keputusan yang tepat.

B.     Sejarah
Perkembangan sejarah dan peradaban islam, selalu diidentikkan dengan apa yang pernah terjadi di tanah kelahiran Rosulullah SAW mulai zaman jahiliah hingga Rosulullah mengemban misi kenabian dan kerosulannya. Dengan demikian, runtutan kajian tentang perkembangan ilmu akuntansi syariah, barangkali dapat ditemukan dari sejarah peradaban islam klasik hingga kini. Menurut catata Muhammad Ghaisy al-Ghuti diceritakan bahwa, “ menurut sejarah orang Arab sejak zaman Jahiliah hingga ke zaman permulaan kerajaan Abbasiyah mereka menggunakan ilmu hisab dalam urusan jual beli, pembagian ghanimah, harta pusaka, mengukur luas tanah, timbangan, takaran, dan sebagainya. Mereka menggunakan huruf atau kalimat tidak dengan angka, misalnya 404 dinar, sebagian menulis dengan menggunakan symbol dan dengan berasaskan nomor di atas di simbolakan sebagai t. d ; huruf tsama dengan 400 dan huruf d sama dengan 4, begitulah seterusnya. Kemudian orang arab menggunakan huruf abjad ini dengan menggantikan dengan sistem angka yang diambil dari India, Yaitu angka sifar menggambarkan angka kosong dalam bilangan. Begitu juga penggunaan Sembilan angka yang lain. Angka-angka inilah yang kemudian dapat memacu perkembangan ilmu matematika. Penggunaan angka berkembang maju di Spayol, Maghribi, dan dari sanalah angka tersebut dibawa ke Eropa. Angka-angka ini dikenali sebagai angka Hindi atau angka Arab, karena India pada masa itu merupakan bagian dari jazirah Arab.





BAB II
PERKEMBANGAN AKUNTANSI SYARIAH
2.1 DASAR PEMIKIRAN
  • Qs Al Baqarah : 282 “……apabila kamu bermuamalahtidak secara tunai untuk waktu Yang di tentukan hendaklah kamu menuliskannya ….”.
  • Al Hadits: yang akan di hisab pertama kali adalah shalat.
  • Imam syafi’i: siapa yang mempelajari hisab (perhitungan) luaslah pikirannya.
  • Ibnu Abidin : catatan (pembukuan ) seorang agen (makelar) dan kasir bisa menjadi bukti berdasarkan kebiasaan yang berlaku.

A. KILAS BALIK
Riset dalam akuntansi Islam menerangkan syariatIslam sudah mencakup kaidah - kaidah dan hukum - hukum yang mengatur operasional pembukuan (akuntansi), muamalah, atau perdagangan, bahkan studi tentang peradaban Islam pun menerangkan bahwa aturan akuntansi (dalam bentuk tertentu) sudah ada sejak awal berdirinya Daulah Islamiah, yang diantara bagiannya sama dengan akuntansi kontemporer. Sejak awal berdirinya Negara Islam Sistem Akuntansi Islam sudah diterapkan dalam kesatuan perekonomian, lembaga – lembaga dan kantor pemerintah. Hal ini karena sudah ada UU Akuntansi untuk kerjasama seperti Mudharabah, syirkah serta UU wakaf, warisan dan Baitul Maal.
Akuntansi merupakan media untuk memperoleh info keuangan dari sebuah entitas bisnis bagi pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengambil keputusan - keputusan ekonomi. Munculnya Suma de Aritmathica, Geometrica, Proportioni et Proportionalita (1494) mampu memberi kontribusi yang besar bagi system ekonomi kapitalis.
Double entry book keeping, menurut Storrar dan Seorgie(1988 )sebetulnya tidak terlepas dari keterlibatan Leonardo da Pisa yang pernah belajar melakukan perjalanan ke Mesir, Syiria, Yunani dan Sisilia. Ia pula secara efektif telah memperkenalkan angka arab, hindu dan aljabar ke Eropa barat. Dari perjalanan angka-angka inilah double entry book keeping berkembang pesat. Ada dugaan, tempat kelahiran tata buku berpasangan ini dari Spanyol. Ini sesuai dengan pernyataan Litleton dan Yamay yang menyatakan :
“Teknik tata buku berpasangan ini mestinya berasal dari Spanyol, dengan alas an bahwa kebudayaan dan teknologi muslim abad pertengahan lebih unggul dan canggih disbanding dengan eropa barat, Spanyol pada waktu itu adalah saluran utama dimana kebudayaan dan teknologi muslim ini dibawa ke eropa (1978).”
Hasil penelitian shahata “… di dunia Islam juga dikenal akuntansi juga dikenal akuntansi sektor public yang dikembangkan dibawah pengawasan bagian keuangan pemerintah yang disebutBayt Al Mal yang membentuk system pembukuan yang amat canggih dan jaringan informasi akuntansi.
Ada juga hasil penelitian Hamid dkk : Sumber akuntansi bukan dari Italia melainkan dari jaman kejayaan Islam. Praktek pembukuan berpasangan telah diterapkan oleh pemerintah Islam pada abad kesepuluh.

B. SEJARAH GAGASAN AKUNTANSI
1. IdeologiAkuntansi Islam sejak munculnya Islam sampai abad 14 Karya –karya besar ulama’ salaf; 
a) Shubul A’sya fi shinaatil insya’al qolqolshqndi.
b) Al Amwal (ibnu Ubaid).
c) Al Kharaj(Abu Yusuf),dll.
Perhatian untuk pembukuan ini masih berjalan sesuai dengan kaidah kaidah Islam di Negara Negara Islam sampai masuknya gerakan ghazwul fikr ke mayoritas Negara Islam terutama setelah runtuhnya khilafah Islamiah.
2. Ideologi Akuntansi Islam pada awal abad ke -14 Runtuhnya khilafah Islamiah serta tidak adanya perhatian dari pemikir - pemikir Islam untuk mensosialisasikan hukum Islam ,ditambah lagi dengan dijajahnya oleh kebanyakan negara negara kuat seperti Inggris dan Perancis sangat mempengaruhi segala sendi muamalah , khususnya keuangan
3. Ideologi Akuntansi Islam Di Zaman Modern (zaman Kebangkitan baru)
a) Dalam bidang riset Telah terkumpul tidak kurang dari 50 buah tesis dan disertasi tentang akuntansi (di Al Azhar, s.d akhir ’93). Disamping itu juga terdapat riset yang tersebar di majalah - majalah ilmiah . Proses ini terus berlanjut sampai sekarang .

b) Dalam pembukuan Munculnya pencetus pencetus baru dengan gagasan yang segar seperti :
  • Muhaasabah zakat al maal ‘Ilman wa amalan (dr. syauqi kairo; pustaka Angola 1970)
  • At takalif wa as ar fil fikri Islami (Dr. M Kamal Athaiyah 1977)
  • Muhasabah az zakah ( Dr husain S Kairo : persatuan bank bank Islam sedunia 1979),dll.
c) Dalam bidang pengajaran Konsep Akuntansi Islam pertamakali masuk ke sekolah dan perguruan tinggi di fakultas perdagangan di univ Al Azhar untuk program paascasarjana (1976) pada 1978 di buka beberapa jurusan dalam cabang cabang ilmu akuntansi
d) Kebangkitan Akuntansi Islam dalam seminar seminar dan lembaga riset
Banyak sekali seminar Internasional yang telah dilakukan serta riset –riset sebagai terobosan baru sebagai bahan untuk dikaji dan didiskusikan secara detail dan serius.Juga merupakan lapangan untuk pengembangan penafsiran – penafsiran sekaligus menjelaskan kepada peserta seminar bahwa Islam mengandung pokok – pokok dan undang –undang Akuntansi yang belum dibahas dan tidak diketahui sama sekali oleh para pakar ilmu akuntansi konvensional.
e). Aspek Implementas Munculnya lembaga –lembaga keuagan islam, asuransi islam ,perusahaan Investasi Islam dan BMT islami.
Lembaga ini sangat membutuhkan kaidah – kaidah dan UU Ak. Islam Memang telah ada usaha aekelompok pakar akuntansi .namun usaha ini memerlukan keseriusan dan usaha lebih lanjut .
Secara singkat jelaslah bahwa umat islam meletekkan dasar-dasar bagi perkembangan bagi perkembangan akuntansi modern yang ada saat ini .Peranan ini sebetulnya tidak terlepas dari pemahaman tentang teologi mereka ,yang dipahami secara bebas dan rasional ini mereka tidak hanya mampu memberikan kontribusi yang besar bagi akuntansi namun juga peradaban manusia .Tetapi ketika umat Islam meninggalkan dasar – dasar teologi yang bebas dan rasional tadi ,karya karya besar umat Islam jaman klasik diambil alih oleh bangsa Barat yang tentu sangat kental dengan nilai nilai barat itu sendiri.

C.     BAGAIMANA DENGAN DI INDONESIA ?
Sejauh ini UU akuntansi Islam belum ada ,kecuali PSAK No.59 TH 2001 tentang Akuntansi Perbankan Syariah. Sedang akuntansi secara umum masih terbatas pada teori dan konsep dalam taraf penggodokan, jika ada instansi yang telah memakai prinsip akuntansi Islam ,tentu masih sangat terbatas. Sejauh ini sudah ada seminar dan pelatihan serta kegiatan serupa ,misalnya SAVE (syariah Accounting Event), Pelatihan dasar Akuntansi Syariah “P ‘KIS CIES FE UNIBRAW”. ASELERASI EKONOMI Belum dipraktekkannya ajaran Islam scara utuh dalam perekonomian sehari - sehari mungkin, karena masyarakat belum yakin karena belum membuktikan atau karena kendala lain yang lebih yang lebih kompleks sehingga masyarakat belun mampu menerapkannya. Padahal keberhasilan ekonomi syariah sudah ada, meski bukti tersebut terlalu kecil bagi suatu kehidupan ekonomi yang utuh. Mencermati fenomena lambannya penerapan ekonomi Islam khususnya akuntansi maka sudah menjadi kewajiban bagi para pemikir Islam untuk berupaya mempercepat prosese terlaksananya tatanan ekonomi Islam. Tentu saja hal ini tidak hanya cukup dengan melakukan kajian - kajian keilmuan dibalik meja. Langkah awal telah mulai dengan praktek lembaga keuangan (Bank syariah, asuransi syariah, dan berbagai lembaga BMT)

D.    STRATEGI PENDUKUNG
Strategi pendidikan Langkah
1 : melalui ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan ekonomi Islam
Misal : Man. Keu & Bank, Perdagangan, etika, dll. Konkrit : Menteri Pendidikan Malik Fajar mendukung ekonomi Islam dijadikan kurikulum dikti, Bank Indonesia membuat peraturan bank syariah, Dept. Keuangan & IAI menunjang perkembangan bank syariah dengan PSAK No. 59 ttg. Standart akuntansi perbankan syariah di Indonesia.

Langkah 2 : persiapan kearah programpendidikan yang terpadu. Persiapan Materi & ltenaga yang kompeten , sumber pembiayaan.
Konkrit : BREVITIES, lembaga tazkia, lembaga riset syariah, dll.
Maroji’
Syahatah Husein : Pokok – pokok pikiran Akuntansi Islam ; Jakarta .Akbar Media eka Sarana,2001.
Triyuwono Iwan : Metafora zakat dan Shariah Enterprise Theory sebagai konsep dasar dalam membentuk akuntansi shariah : CIES ‘P-KIS’ FE- UNIBRAW 2002
 CIES (Center for ISlamics Economics Studies)  
DAFTAR PUSTAKA
Sumber yang kami ambil :
3.      Pengantar Akuntansi Syariah Edisi 2 Penerbit Salemba Drs. Muhammad, M. Ag. (Hal 13).

Jumat, 17 Juni 2011

BAB III
MEKANISME KEERJA
3.1. MEKANISME PERSEDIAAN
A. PROSEDUR PEMBELIAN BAHAN BAKU UNTUK DI OLAH
PT. Coca-Cola Bottling Indonesia (PT. CCBI) Central Java untuk memperoleh bahan bakunya dengan melakukan kegiatan pembelian. Mengingat hal tersebut maka PT. CCBI membutuhkan suatu sistem yang sesuai dengan keadaan perusahaan. Untuk itu PT. CCBI menggunakan sistem akuntansi pembelian bahan baku. Permasalahan yang dihadapi dalam pembahasan ini :
(1) Bagaimana sistem akuntansi pembelian bahan baku pada PT. CCBI,
(2) Bagaimana prosedur pembelian bahan baku pada PT. CCBI
(3) Bagaimana pengendalian intern pada PT. CCBI.
Pembahasan ini bertujuan untuk :
(1) Mengetahui sistem akuntansi pembelian bahan baku pada PT. CCBI,
(2) Untuk mengetahui prosedur pembelian bahan baku pada PT. CCBI,
(3) Untuk mengetahui pengendalian intern PT. CCBI.
B. MANAJEMEN PERSEDIAAN
KONSEP DASAR
Definisi: Persediaan merupakan simpanan material yang berupa bahan mentah, barang dalam proses dan barang jadi.

Pengendalian persediaan: aktivitas mempertahankan jumlah persediaan pada tingkat yang dikehendaki. Pada produk barang, pengendalian persediaan ditekankan pada pengendalian material. Pada produk jasa, pengendalian diutamakan sedikit pada material dan banyak pada jasa pasokan karena konsumsi sering kali bersamaan dengan pengadaan jasa sehingga tidak memerlukan persediaan.
MENGAPA PERSEDIAAN DIKELOLA?
1.           Persediaan merupakan investasi yang membutuhkan modal besar.
2.           Mempengaruhi pelayanan ke pelanggan.
Jenis Persediaan:
a.       Persediaan bahan mentah. Bahan mentah adalah bahan yang akan digunakan untuk memproduksi barang dagangan.
b.      Persediaan barang setengah jadi. Bahan setengah jadi adalah barang yang belum selesai sepenuhnya menjadi barang dagang.
c.       Persediaan barang jadi. Barang jadi adalah barang yg sudah selesai dikerjakan dan siap untuk dijual.
Persediaan diperlukan untuk mengantisipasi ketidaksempurnaan pasar.
Contoh: Jika perusahaan membutuhkan bahan mentah untuk proses produksinya, bahan mentah akan datang pada saat itu juga. Jika situasi seperti itu terjadi, maka persediaan bahan mentah tidak diperlukan. Tetapi kenyataannya, bahan mentah bisa terlambat datang. Untuk mengantisipasi keterlambatan tsb. (ketidaksempurnaan pasar), persediaaan pasar diperlukan, sehingga proses produksi tidak akan terhambat hanya karena bahan mentah belum datang. Ini juga bisa diterapakan pada persediaan barang dagangan.



MANFAAT INVESTASI PADA PERSEDIAAN
a.          Memanfaatkan Diskon Kuantitas.Diskon kuantitas diperoleh jika perusahaan membeli dalam kuantitas yang besar. Perusahaan membeli melebihi kebutuhan sehingga ada yang dismpan sebagai persediaan.
b.         Menghindari kekurangan bahan (out of stock).Jika pelanggan datang untuk membeli barang dagangan, kemudian perusahaan tidak mempunyai barang tsb, maka perusahaan kehilangan kesempatan untuk memperoleh keuntungan. Untuk menghindari situasi tsb, perusahaan harus mempunyai persediaan barang jadi.
c.          Manfaat pemasaran. Jika perusahaan mempunyai persediaan  barang dagangan yangb lengkap, maka pelanggan/calon pelanggan akan terkesan dengan kelengkapan barang dagangan yang kita tawarkan. Reputasi perusahaan bisa meningkat. Di sampng itu jika perusahaan selalu mampu memenuhi keinginan pelanggan pada saat dibutuhkan maka kepuasan pelanggan semakin baik, dan perusahaan semakin untung.
Spekulasi
Kadang-kadang persediaan digunakan untuk berspekulasi. Jika perusahaanan mengantisipasi kenaikan harga (misal inflasi meningkat), nilai persediaan akan meningkat dalam situasi inflasi, maka akan meningkatkan profitabilitas perusahaan.
BIAYA YANG BERKAITAN DENGAN PERSEDIAAN
a.          Biaya investasi. Investasi pada persediaan seperti investasi pada piutang/modal kerja lainnya. Biaya investasi bisa berupa biaya kesempatan karena dana tertanam di persediaan dan bukan tertanam pada investasi lainnya.
b.         Biaya penyimpanan. Biaya penyimpanan mencakaup biaya eksplisit, seperti biaya sewa gudang, asuransi, pajak, & biaya kerusakan persediaan.
c.          Biaya order. Untuk memperoleh persediaaan, perusahaan akan melakukan order persediaan tsb. Biaya order mencakup biaya administrasi yang berkaitan dengan aktivitas  memesan persediaan, biaya transportasi dan pengangkutan persediaan.

Menetapkan Persediaan
Kesalahan dalam menetapkan persediaan dapat berakibat fatal, suatu contoh :
      Persediaan terlalu kecil
      Hilangnya kesempatan ; untuk menjual –  
      memperoleh laba
      Persediaan terlalu besar
      Adanya biaya besar ; memperkecil laba –
      memperbesar resiko

Keuntungan meninghkatkan persediaan
Perusahaan dapat
Mempengaruhi ekonomi produksi
Mempengaruhi pembelian
Dapat memenuhi pesanan dengan lebih cepat
Kerugian adanya persediaan
Biaya penyimpanan
Biaya pemindahan
Pengembalian modal yang tertanam dalam bentuk persediaan

Fokus Pengelolaan persediaan
Berapa banyak yang harus dipesan pada waktu tertentu ?
Berapa banyak jenis persediaan yang harus disimpan ?
Kapan sebaiknya persediaan dipesan ?

Tujuan pengelolaan persediaan
Menyediaan persediaan yang dibutuhkan untuk menyokong operasi dengan biaya minimum
Biaya Persediaan
Biaya yang berhubungan dengan persediaan
Biaya penyimpanan persediaan
Biaya pengadaan persediaan
Biaya akibat kekurangan persediaan